Batagor Bandung

Jajanan khas di Kota Bandung.

9/07/2012

Kebangkitan Indonesia Pelajaran Buat Eropa


Den Haag - Ekonomi Indonesia kini menunjukkan pertumbuhan sangat mengesankan dengan rata-rata lebih dari 6% per tahun berturut-turut. Dalam masa-masa ketidakpastian saat ini, Eropa dapat belajar dari pengalaman Indonesia.

Demikian disampaikan Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Ekonomi, Pertanian dan Inovasi Maxime Jacques Marcel Verhagen dalam sambutannya selaku tamu kehormatan pada Resepsi Diplomatik dalam rangka HUT ke-67 RI di Wisma Duta, Wassenaar, Rabu malam atau Kamis (6/9/2012) WIB.

"Kini ekonomi Indonesia menunjukkan angka-angka pertumbuhan sangat mengesankan, dengan pertumbuhan GDP rata-rata lebih dari 6% per tahun berturut-turut," ujar Verhagen.

Dikatakan, 14 tahun lalu Indonesia mengalami krisis berat menyusul krisis keuangan Asia. Sekarang beban utang Indonesia telah menyusut dari 150% GDP menjadi kurang dari 25% GDP pada 2011, salah satu terendah di ASEAN.

"That is making most European countries jealous these days. Hal itu membuat sebagian besar negara-negara Eropa saat ini iri," imbuh Verhagen, yang sebelumnya menjabat Menlu di era Hassan Wirajuda itu.

Menurut Verhagen, dengan prestasinya itu tidak aneh jika Indonesia menjadi pasar luar negeri sangat penting bagi perusahaan-perusahaan Belanda seperti Unilever dan Friesland Campina. Juga tidak aneh bahwa banyak perusahaan-perusahaan lainnya telah mengikuti jejak mereka.

"Itulah pula mengapa Belanda menjadi investor asing terbesar ke empat di Indonesia," cetus Verhagen.

Pada bagiannya, lanjut Verhagen, Belanda bangga menjadi mitra dagang Indonesia terbesar kedua di UE. Belanda juga merupakan pintu gerbang ke UE, sebagaimana banyak ekspor Indonesia mencapai tujuannya melalui pelabuhan Rotterdam atau Bandara Internasional Schiphol.

Selain itu Asosiasi Eksportir Belanda (Fenedex) menempatkan Indonesian pada ranking ketiga setelah Cina dan India dalam hal ekspektasi pertumbuhan.

"Separuh dari anggota Fenedex memperkirakan akan mencapai angka penjualan lebih tinggi di Indonesia tahun ini," pungkas Verhagen.

Selain Verhagen, resepsi diplomatik itu dihadiri oleh 400 tamu penting antara lain Ketua Mahkamah Agung G.J.M. Corstens, Panglima AB Jenderal Tom Middendorp, mantan Menlu Bernard Bot, anggota senat dan parlemen, para Sekjen dan Dirjen pemerintahan Belanda, para Dubes negara sahabat, kalangan bisnis dan profesional, serta tokoh masyarakat.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Verhagen menerima potongan pertama nasi tumpeng dari Dubes RI untuk Kerajaan Belanda Retno LP Marsudi, dengan iringan harapan agar hubungan Indonesia-Belanda tetap mesra dan mendatangkan manfaat bagi rakyat.

Resepsi juga dimanfaatkan untuk mempromosikan Indonesia dengan paket bingkisan bagi para tamu berisi sampel produk dan informasi mengenai Indonesia. Juga top kuliner dalam sajian rijstafel berupa nasi goreng, sate kambing, sate ayam, cendol, gethuk Magelang, lumpia, risoles, ragam minuman dan aneka jajanan pasar lainnya.

Produk-produk dan kelezatan khas kuliner Indonesia yang mengesankan diharapkan dapat membekas dan mendorong orang untuk mengunjungi Indonesia atau restoran-restoran Indonesia di Negeri Belanda dan negara lainnya, terutama negara asal para Dubes negara-negara sahabat.



Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites